Friday, 26 October 2018

5 ALASAN YANG SALAH SAAT INGIN MELANJUTKAN KULIAH S2

Wihh keren ya lu udah S2 Magister ….
Setelah S2 lu mau ngapain?
Lu gak takut di jauhin cowok- cowok karena S2 lu?
Emang ada yang jamin kalau S2 bisa sukses!

Itu adalah contoh pernyataan negatif tentang pendidikan magister dari para kaum sarkasme yang tidak mengerti bahwa pendidikan itu sangatlah penting, sekalipun dengan gelar magistermu belum tentu dapat menjamin akan kesuksesanmu kelak, tetapi ingatlah bahwa apa yang sedang kamu jalani atau yang sudah terlewat akan bermanfaat bagi anak- anakmu atau generasi mu kelak. Di dalam era milenials ini banyak sekali drama yang bermunculan diantara sebagian masyarakat entah dengan motif iri dengki atau memang mereka melontarkan pernyataannya dengan jujur terkait wanita/pria yang melanjutkan kuliah S2 dengan biaya sendiri terkecuali jika mendapatkan beasiswa itu lain soal.
Saya disini cuma ingin berbagi info mengenai, beberapa alasan yang salah ketika kamu memutuskan untuk melanjutkan studi magister dalam bidang apapun:
1.   Gengsi dengan teman
Berbagai macam alasan kamu iri dengan temanmu yang sering hang out bareng ternyata sedang melanjutkan S2 dan kamu merasa gengsi, lantas kamu ikut- ikutan mereka dengan dalih agar setara dengan mereka. Kadang kamu juga akan merasa canggung dan gengsi menghadiri reuni kampus dengan teman- teman yang sudah menyabet gelar pasca sarjana baik di dalam maupun diluar negeri. Guys, jika alasan kalian seperti itu batalkan segera niatmu untuk melanjutkan S2 selain membuang- buang uang, waktumu juga akan terbuang sia- sia.

2.   Belum mendapatkan pekerjaan
Ada beberapa orang yang belum mendapatkan pekerjaan saat lulus dari gelar sarjananya, lantas berniat untuk melanjutkan kuliah S2 agar mendapatkan pekerjaanyang lebih baik. Jika kalian berpikiran seperti itu kalian salah besar. Karena saat berada di dunia pekerjaan yang sangat dibutuhkan adalah keahlian. Banyak beberapa perusahaan yang lebih memilih mempekerjakan lulusan SMA, D3 ataupun sarjana dikarenakan mereka lebih ringan untuk membayar gaji lulusan tersebut daripada lulusan S2. Terkadang beberapa orang diposisi General Manager ataupun CEO perusahaan besar bahkan tidak memiliki gelar S2.

3.   Menyibukkan diri dari pertanyaan “kapan nikah?”
Beberapa kasus yang sering terjadi adalah saat mendapatkan gelar sarjana lantas orang sekeliling akan menanyakan “kapan nikah?” suatu pertanyaan singkat tetapi menorehkan luka dalam yang sulit terobati (lebay banget coyy!). lantas untuk menghindari hal tersebut lalu kalian memutuskan untuk melanjutkan kuliah S2, keputusan terbaiknya adalah jika kalian berhasil meneruskan dan serius dalam menjalaninya tanpa ada paksaan dari pihak manapun, tetapi yang sangat disayangkan adalah niat kalian untuk kuliah S2 hanya untuk mencari jodoh di kampus (karena rata- rata cowok- cowoknya sudah banyak yang menikah), asal jangan jadi pelakor aja ya, perilaku yang sangat tidak terpuji.

4.   Ingin di gaji lebih tinggi
Beranggapan bahwa setelah lulus S2 dan menyandang gelar Magister, lantas gajimu menjadi lebih besar jika dibandingkan dengan lulusan sarjana common guys, buanglah semua pemikiran itu karena sangat tidak tepat. Oleh karena, di jaman era milenial ini yang sangatlah dibutuhkan adalah suatu keahlian. Beberapa perusahaan banyak yang memilih untuk mempekerjakan karyawan sarjana karena pengalamannya di bandingkan lulusan Magister. Ada istilahnya semaikin banyak pengalaman maka semakin besar gajinya, bukan semakin banyak gelarnya.

5.   Ingin sukses
Jangan berasumsi dengan mengenyam pendidikan S2 maka sudah pasti akan lebih sukses dari sekadar lulusan S1 saja. Steve Icampo, manajer of Worldwide Staffing di Amphenol Corporation, dalam sebuah wawancara menyatakan bahwa pendidikan pascasarjana tidak akan serta merta menjamin kesuksesan seseorang.
Orang-orang terkaya di dunia saat ini adalah entrepreneur yang tidak punya gelar master, sebut saja Mark Zuckerberg (Facebook), Bill Gates (Microsoft), Steve Jobs (Apple), Amancio Ortega (Zara), Sir Richard Branson (Virgin), dan Ingvar Kampard (Ikea).

Dari 5 alasan yang salah ketika kamu memutuskan untuk lanjuti S2 di atas, kesimpulannya adalah jika melanjutkan jenjang pendidikan dari sarjana ke magister belum tentu menjamin kesuksesan kamu kelak. Dan jika kamu memang berniat melanjutkan jenjang pendidikan ke S2 kelak, pastikan kalau alasannya sudah benar- benar matang dan ilmunya bisa kamu terapkan untuk karirmu ke depannya. Lain hal jika kamu mendapat suatu beasiswa maka manfaatkanlah sebaik mungkin. Selamat mengejar ilmu, burgunders!

Salam,
Miss Burgundy

No comments:

Post a Comment